Skip to main content

Berwisata & Belajar Budaya di Baba & Nyonya Heritage Museum


Baba & Nyonya Heritage Museum ditempati oleh keluarga Chan hingga 4 generasi sejak 1861. Terletak di area UNESCO Heritage Melaka, rumah peranakan ini dibuka untuk umum sejak 1985. Seperti bangunan peranakan lainnya, dulunya dihuni oleh keluarga kaya China-Melayu.

Apa sih itu kaum baba nyonya? Baba nyonya merupakan sebutan Cina peranakan Melaka yang berasal dari perkawinan silang budaya antara Cina dengan Melayu. Melaka sendiri tak hanya ditinggali oleh kaum etnik Melayu, tetapi juga etnik Cina yang datang kala itu untuk melarikan diri dari kekuasaan Manchu. Maka tak heran jika banyak peninggalan bangunan-bangunan bersejarah di Melaka.

Para pendatang dari Cina tersebut kebanyakan adalah pedagang, yang kemudian menikahi wanita melayu setempat. Proses ini secara terus menerus berlangsung selama lebih dari 400 tahun sejak penjelajah terkenal asal Cina Laksamana Cheng Hoo pertama kali membawa para pemukim ke Melaka.

Keberhasilan para pedagang ekspatriat ini membuat kehidupan mereka semakin berkembang. Lantas mereka memamerkan kekayaannya itu dengan membeli townhouse Belanda dan mengubahnya menjadi bak istana megah. Interior rumah pun banyak diisi perabotan dan perlengkapan yang dipengaruhi Belanda termasuk ubinnya dilukis dengan tangan dan dipasang lampu Victoria.

Jika Penang terkenal dengan Pinang Peranakan Mansion, di Melaka, Baba & Nyonya Heritage Museum inilah yang menjadi favorit kalangan para pelancong dan banyak diulas di situs-situs pariwisata dunia. Museum ini menggambarkan bagaimana kehidupan keturunan kaum ningrat Cina yang sudah mengadopsi banyak budaya Melayu ke dalam budaya mereka sendiri.

Kuliner Peranakan


Secara keseluruhan budaya peranakan sebagian besarnya ditentukan oleh makanannya. Orang Malaysia menganggapnya sebagai salah satu warisan kuliner utama dan budaya Melaka. Perpaduan tradisi etnik Melayu dan Cina digambarkan melalui masakan Nyonya yang terdiri dari hidangan sayuran yang tidak biasa, kari yang kental dengan santan, dan saus pedas.

Namun, ada yang lebih penting dari semua itu yakni soal etiket sosial makan. Penduduk setempat menggunakan tangan atau jari mereka untuk makan, bukan sumpit. Fakta ini seolah menyangkal akar leluhur Cina yang selalu memakai sumpit jika sedang makan dan menetapkan budaya Nyonya sebagai salah satu warisan sejati Malaysia.

Melihat Kejayaan Masa Lampau

Baba & Nyonya Heritage Museum ini berada di kawasan kota tua di jalan Tun Tan Cheng Lok No. 108 Melaka. Tampak depan dari museum ini sudah terlihat kesan unik, ciri khas arsitektur bangunan Cina yang mewah. Museum ini resmi dibuka pada tahun 2012 yang terdiri dari dua lantai.

Usia bangunan museumnya sudah ada sejak tahun 1896 yang awalnya dimiliki oleh seorang keturunan Cina bernama Baba Chan. Keluarga Baba Chan sangat tertarik untuk membeli rumah yang dulunya digunakan sebagai situs peninggalan Belanda.

Sekarang masyarakat umum bisa melihat berbagai artefak sejarah dan warisan budaya unik di dalam museum pribadi ini. Secara turun temurun museum ini dikelola langsung oleh kaum Baba dan Nyonya. Sudah empat generasi keluarga Chan yang tinggal di rumah besar ini dan mereka terus mengoperasikan museum tersebut sampai sekarang.


Begitu masuk sudah terasa elegan dan mewahnya museum ini dengan melintasi lantai keramiknya yang indah. Belum lagi kamar-kamarnya yang dipenuhi dengan barang-barang antik Cina. Berada di museum ini seolah-olah diajak kembali ke era pemerintahan Inggris di Melaka pada akhir abad ke-19 dan pemandangan menarik tentang bagaimana orang peranakan hidup kaya.

Tangganya pun dibuat sangat mengesankan dengan menggunakan bahan kayu chengal berukiran daun emas. Salah satu ciri khas yang bisa dilihat dari museum ini adalah jendelanya yang besar dan ubin lantainya berukuran besar.

Pintunya menggunakan kayu jati kualitas tinggi memiliki ukiran yang rumit dan pintu internalnya dibuat lebih kokoh untuk memberikan keamanan ekstra. Dibingkai oleh kolom bernuansa Yunani-Romawi, dua lentera merah, yang satu bertuliskan nama rumah tangga dan pesan keberuntungan lainnya, tergantung pada kedua sisi pintu masuknya.

Di lantai atas rumah memiliki kanopi pendek dengan ubin Cina di atas serambi yang membingkai jendelanya. Benar-benar menawarkan daya tarik khas timur dipadukan dengan barat. Jendela kacanya menampilkan kisi-kisi besi tempa serta atap fasia yang ditutupi dengan desain flower. Sungguh mempesona dan menggambarkan kemewahan rumah peranakan.

Bagian terbaik dari tur di museum ini adalah pemandu tur yang menjamu tamunya dengan menceritakan kisah Baba Nyonya dahulu kala selama 45 menit. Sangat informatif.

Tiga Rumah Jadi Satu

Museum Baba Nyonya ini sebenarnya merupakan kumpulan tiga rumah yang dipugar dengan indah dan ditata agar seperti tempat tinggal Baba Nyonya yang khas pada abad ke-19.

Rumah nomor 48 dan 50 digunakan sebagai wisma utama, sedangkan rumah nomor 52 difungsikan sebagai tempat tinggal asisten. Dekorasi interior rumahnya dilengkapi dengan perabotan Blackwood mewah dari Cina, bertahtakan mutiara dan marmer, yang siap menyambut tamu di aula. Di atasnya terdapat sulaman sutra setinggi 5 meter yang melambangkan simbolisme Tiongkok. Wastafelnya pun di desain khusus dengan inisial sang pemilik Chan Cheng Siew yang terlihat di beberapa ruangan rumah. Untuk lebih detailnya, mari kita masuk bagian-bagian dari museum ini.

  1. Aula Penerimaan (Thia Besar)


  2. Dulu hanya laki-laki saja diizinkan masuk. Ruangannya elegan sekali dengan panel-panel bersulam sutra Cina memenuhi aulanya yang sengaja didesain untuk akar keluarga peranakan. Aula ini punya semua formalitas yang cocok untuk orang-orang patriarki Peranakan Cina, dimana para pejabat akan duduk dan mendiskusikan urusan mereka. Sedangkan para wanitanya hanya diizinkan sejauh thia gelap (aula gelap) untuk mengintip dari lubang-lubang jendela.


  3. Dapur


  4. Detak jantung dari setiap rumah Peranakan adalah dapur. Disini para wanita dari keluarga Chan menghabiskan sebagian besar waktu mereka. dan hanya anggota terdekat saja yang datang. Menurut penuturan pemandu tur, dapur jadi juga jadi tempat pertemuan bagi anggota wanita bergosip dalam bahasa kreol lokal yang lebih dikenal sebagai Baba Melayu. Wanita tetaplah wanita yaa, dimana-mana selalu menggosip :D Banyak peralatan kuno khusus di dapur ini yang digunakan untuk membuat sambal dan es krim.


  5. Aula Leluhur (Thia Abu)


  6. Bagi masyarakat Peranakan Tionghoa, berbakti merupakan cara menghormati orang yang lebih tua dan menjaga ikatan keluarga. Cara ini tetap dipertahankan sampai ke generasi sekarang untuk mengingat dari keluarga mana mereka berasal. Baba & Nyonya Heritage Museum masih menjaga perannya sebagai rumah leluhur, dimana sembahyang dilakukan tujuh kali dalam setahun pada tanggal kelahiran nenek moyang, tanggal kematian, dan sebelum Tahun Baru Cina. Nantinya anggota keluarga akan menyiapkan hidangan makanan sebagai persembahan. Meskipun tidak semua anggota keluarga menjalankan ritual pemujaan leluhur, tetapi tindakan mengenang warisan keluarga tetap harus dihormati.


Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Masuk

Lokasi Baba & Nyonya Heritage Museum ini ada di kawasan Jonker Street. Jam operasionalnya mulai dari 10.00 pagi sampai jam 1 siang, lalu dilanjutkan jam 2 siang hingga jam 5 sore.

Jangan lupa juga icip-icip masakan peranakan, yang disamping museum ini terdapat kafe yang menyajikan hidangan tradisional Baba Nyonya, seperti pai tee (topi), laksa, dan otak-otak.

Untuk tarif masuk museumnya dikenakan biaya RM 16 bagi orang dewasa, dan anak-anak usia 5-12 tahun sebesar RM 11. Kalau ingin pakai jasa pemandu tur, cukup dengan menambah biaya sekitar RM 4 per orang dewasa. Kalau kamu sedang ada di Jonker Street, mampir ke museum Baba Nyonya yaa.


Ditulis pada 1 Nov 2021
Diperbaharui terakhir pada tanggal 26 Nov 2021.


Artikel Wisata & Kuliner Lainnya

Baca juga artikel tempat-tempat wisata dan kuliner Malaysia lainnya:

Penang War Museum
Penang War Museum

Berkunjung ke museum Penang War di Batu Maung sangat cocok bagi pecinta sejarah. Museum ini sedikit 'angker' karena diatur mirip dengan kondisi saat masa perang dunia kedua.

Entopia Penang
Entopia Penang

Bagaimana rasanya berkunjung ke "rumah" kupu-kupu yang terbesar di Asia Tenggara, dengan lebih dari 15 ribu kupu-kupu terbang di sekitar kita?

Dim Sum Penang
Dim Sum Penang

Ukuran yang kecil dan pilihan masakan yang beragam membuat dimsum kerap dijadikan pilihan makan pagi, termasuk ketika berkunjung ke Penang.

Silahkan tinggalkan pertanyaan Anda pada form di bawah ini.

Masukan keluhan yang Anda rasakan pada form berikut. Tim dokter umum kami akan memberikan rekomendasi dokter terbaik di yang dapat menangani keluhan Anda. Terima kasih.